Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3-4 Agustus 2022, bertempat di Gedung Auditorium Universitas Borneo Tarakan Lantai 4.
Kegiatan diikuti oleh 80 orang peserta yang terdiri dari:
- Ketua SPI
- Dekan
- Wakil Dekan
- Sekretaris Jurusan/Program Studi
- Kepala Biro
- Ketua dan Sekretaris Lembaga
- Kepala UPT
- Koordinator
- Sub Koordinator
- Ketua Prodi MS2
Kegiatan dimulai pukul 09.00 dan dibuka dengan laporan panitia yang disampaikan oleh Wiwin Dwi Ratna F, SH., MH. Selanjutnya kegiatan dibuka oleh Rektor Universitas Borneo Tarakan, Prof. Dr. Adri Paton, M.Si. Dalam sambutannya, Rektor menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakan workshop ini adalah sebagai persiapan penyusunan peta risiko di Universitas Borneo Tarakan.
Pelaksanaan workshop dimulai dengan penyampaian materi secara simultan dari kedua narasumber Dr. Siti Maghfiroh, S.E., M.Si Ak, CA., ACPA., CTA., QIA., CRA., CRP., CRMP., CPOF., CHRP dan Deni Erwanto (Auditor Madya BPKP). Topik atau materi yang disampaikan :
- Pengenalan dan Identifikasi Risiko pada Perguruan Tinggi
- Analisis dan Evaluasi Risiko
- Peta Risiko Fraud dan Contoh kasus
- Penyusunan Fraud Risk Profile Universitas
Manajemen risiko merupakan cara sistematis dalam memandang risiko dan menentukan penanganan yang tepat untuk risiko tersebut. Dalam penyusunan peta risiko diperlukan beberapa langkah mulai dari identifikasi sampai dengan analisis probability impact.
Pada saat sesi tanya jawab atau diskusi, ada beberapa pertanyaan dari peserta kegiatan, diantaranya menanyakan bagaimana penyusunan kriteria risiko dan pada tahap/level mana peta risiko sebaiknya dilakukan. Pertanyaan ini dijawab oleh narasumber bahwa kriteria risiko tergantung dari kondisi dari masing-masing badan/lembaga/universitas. Peta risiko dapat disusun mulai dari level fakultas, untuk kemudian dirangkum/digeneralisir pada level universitas.
Penyampaian materi berlansung secara interaktif. Narasumber sempat memberikan kuis secara online pada akhir penyampaian materi untuk menguji pemahaman dari peserta.
Pada sesi kedua, kegiatan workshop dilanjutkan dengan praktek penyusunan peta risiko. Narasumber meminta peserta untuk mengisi formulir secara online tentang peta risiko fraud Universitas Borneo Tarakan.
Workshop diakhiri dengan penyajian draft peta risiko yang sudah dikompilasi oleh narasumber dari data yang diisikan pada formulir oleh masing-masing kelompok. Menurut narasumber, draft peta risiko ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lingkungan Universitas Borneo Tarakan. Workshop yang dilaksanakan diharapkan dapat menjadi langkah awal UBT dalam penyusunan peta risiko di lingkungan UBT. (SPI, 2022)